Di cuaca yang mendung nan ekstrim ini, tidak mengurungkan niat saya untuk tetap memposting artikel-artikel yang bermanfaat bagi anda semua. Ngomong-ngomong soal mendung, mendung merupakan awal dari turunnya hujan. Tapi ada satu pertanyaan, jika turun hujan sebagian air akan akan ditampung oleh tanah resapan dan sebagian lagi ditampung sungai, waduk, dll. Nah kemudian, jika mengalir ke sungai terus mengalir kemana lagi ya !, untuk itu anda perlu membaca artikel berikut ini.
Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah
air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di
mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.
Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh
diatasnya melalui sungai.
Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang
mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air
tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.
Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami
siklus hidrologi secara alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu
perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan
kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan
tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup.
Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah,
sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltrasi), sedangkan air yang
tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan
permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas
permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya
masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler
yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban
air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan
bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu
akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) yang kemudian akan
mengalir ke sungai. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik
tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.
Masalah Masalah Das di Indonesia
Masalah Masalah Das di Indonesia
- Banjir
- Produktivitas tanah menurun
- Pengendapan lumpur pada waduk
- Saluran irigasi
- Proyek tenaga air
- Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan konservasi yang tidak tepat)
Metode perhitungan banyaknya hujan di DAS
- Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki jumlah curah hujan yang sama selama periode tertentu. Digunakan apabila luas tanah lebih dari 5000 km2
- Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang dan sempit (luas 1000-5000 km²).
Daerah-daerah DAS
- Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak jeram.
- Tengah sungai, relatif landai,terdapat meander. Banyak aktivitas penduduk.
- Hilir sungai, landai dan subur. Banyak areal pertanian.
Macam-macam DAS
DAS dibedakan menjadi dua, yakni:
- DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang besar, adapun sungai yang memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar apabila terjadinya hujan di daerah hulu.
- DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga daya tampungnya pun kecil. Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.
Macam Macam Bentuk DAS
Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:
- Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya.
- Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu ayam.
- Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan.
Sumber : Wikipedia (di edit seperlunya)
Posting Komentar