0

Hy Sobat, bagaimana pendapat anda tentang ekstrakulikuler pramuka yang ada di sekolah anda. Apakah anda termasuk orang yang suka dengan kegiatan-kegiatan pramuka ?. Ya, sebenarnya saya sendiri tidak ingin menjawabnya karena bingung harus menjawab apa. Terkadang kegiatan-kegiatan pramuka itu melelahkan, mulai dari aktivitas di hutan, aktif di masyarakat, aktif membantu aparat. dll. Akan tetapi, disisi lain pramuka itu banyak manfaatnya bagi kita semua yang mengikutinya. Kita bisa belajar mandiri, seperti yang saya alami sekarang. Nah, langsung aja (To-The-Point) Saya akan berbagi informasi tentang cerpen bertemakan kepramukaan. Disimak ya Sob.

                                                          Haruskah Pramuka ?

Malas dan bosan, itu adalah kata-kata yang paling menyebalkan bagi mereka. Hari Jum’at menjadi hari yang paling menyebalkan bagi mereka. Andai mereka bisa, rasanya mereka ingin meniadakan hari itu. Mungkin ini memang penyakit mereka sejak SMP yang memang kurang suka dengan kegiatan pramuka. Pramuka itu kegiatan yang selalu mereka sepelekan. Tapi inilah mereka, dua orang gadis remsaja yang tidak suka dengan kegiatan-kegiatan pramuka.
Nama mereka Ani dan Ina, mungkin tidak banyak siswa yang tau dengan mereka disekolahnya, SMAN 99 XXX. mereka termasuk anak yang tidak suka dengan kegiatan-kegiatan yang banyak menyita waktu mereka dan melelahkan bahkan saja merepotkan mereka, seperti pramuka.
Berawal dari kegiatan rutin pramuka di sekolah mereka.Pada hari Jum’at, pukul 13.00 WIB. Mereka kembali menuju ke sekolah dengan rasa penuh keterpaksaan. Hanya untuk mengikuti kegiatan pramuka yang menyebalkan itu. Pramuka hari itu rasanya begitu berat bagi mereka, tidak seperti pramuka-pramuka sebelumnya. Baju pramuka pun seperti enggan mereka kenakan. Lebih parahnya lagi, saat itu juga, mereka tidak membawa topi pramuka. Itu yang semakin membuat hati mereka gundah. Tidak dapat dipungkiri lagi, jika mereka tidak beratribut pramuka tidak lengkap mereka pertama akan bertemu dan menghadap dengan kakak pembina pramuka mereka.Memang jika mereka bertemu dengannya, Bintang namanya. Salah seorang kakak pembina pramuka di sekolah mereka yang paling ditakuti murid-murid. Perawakannya besar, wajahnya seram,bicaranya keras saat menasehati dengan argument – argument yang benar, serta ditambah pelototan matanya saat memarahi siswa yang tidak disiplin, membuat mereka semakin gelisah untuk melalui pramuka kali ini.” Siapa sih yang tidak takut dengan Bintang?” Baru dengar suaranya saja semua murid sudah pada ketakutan, apalagi melihat wajahnya. Tapi ya begitulah, di negara Indonesia tercinta kita ini orang baik dan benar malah ditakuti dan dihindari.
Hingga pada akhirnya muncul di benak pikiran mereka untuk berusaha menghindari nasehat – nasehat dan kemarahan Bintang,” Nah caranya ya cuma mbolos pramuka, Daripada tekanan batin diomel-omelin sama dia karena tidak pakai atribut lengkap”. kata ani kepada ina.
Di tengah ketakutan mereka akan sosok Bintang, tiba-tiba muncul seorang teman laki-laki mereka sekelas. Ia menghampiri mereka, ia tampak sudah rapi dengan pakaian dan atribut pramuka miliknya, jaka namanya. "Hey Ani, Ina ! wajah kalian terlihat gelisah, kenapa? Ada masalah?", tanya jaka dengan penuh perhatian kepada meraka."Hmm.. kami tidak apa - apa", singkat memang jawabmereka, karena mereka tidak mau dia tau masalah mereka.
"Oh.. Ya sudah, senyum dong seandainya kamu beneran tidak apa - apa?"
Dengan agak terpaksa merekapun memberikan senyum mereka untuk dia, dengan alasan hanya untuk membuat jaka senang. Tiba-tiba mata mereka tertuju ke sudut ruang kelas mereka, seorang teman wanita mereka tampak kebingungan. Dia adalah Nina.” Ada apa dengan Nina?”. Dalam hati mereka bertanya-tanya. Wajahnya juga begitu gelisah, tidak jauh seperti wajah mereka saat ini. Dengan langkah kaki yang berat, kami berusaha menghampirinya. Kami tinggalkan Jaka seorang diri tanpa sempat kami ucapkan kata terima kasih. kami hanya terfokus untuk menghampiri-Nina.

"Ada apa dengan mu? Ada yang membebani pikiranmu?"
"A..A…A…..Aku tidak membawa topi pramuka..", suaranya tampak lirih menjawab pertanyaan ani dan ina.
kami diam sejenak, terbesit dalam pikiran kami untuk mengajak mereka membolos pramuka. Akal licik kami keluarkan untuk mempengaruhi mereka agar ikut dengan ajakan kami.
"Wah, wah, wah.. Ternyata nasib malang kami, juga menimpa kamu rupanya."kata ani kepada nina.
"Hah? Kamu juga ga bawa topi?", sahut Nina.
"Hehehe, . . Iya. . ."jawab ani dan ina.
"Kog malah ketawa sih? Apanya yang lucu? Bisa-bisa kita distrap dan di hukum Bintang ! Mikir donk!!", Nina terlihat tampak kesal dengan mereka.

"Tenang-tenang, begini, kami punya ide.. Agak gila sih emang, tapi mau gimana lagi, daripada harus ngadepin Bintang? Uda diomel-omelin, diskors, kadang-kadang juga dipermaluin di depan temen-temen kita. Apa tidak malu coba?"kata Nina dengan tegas.
"Begini, begini, mbolos mbolos? Gimana? “kata ina.
Mereka diam sejenak,dengan melihat satu sama lain. Saling berpandangan dan berbisik, entah apa yang mereka perbincangkan.
Tiba-tiba ani mengeluarkan suara lirihnya."Baiklah, daripada kita diskors, baiklah, untuk kali ini saja." Mereka menyepakati ide tersebut.

Mereka lihat jarum jam telah menunjukkan pukul 13.55 WIB. mereka dengan perlahan – lahan segera pergi ke kantin, bersembunyi dan sambil ngobrol layaknya wanita disana. Tett.. Tett..Tett Tettt.......... ,Bunyi bel tanda masuk pramuka pun telah berbunyi. Di kantin mereka bersembunyi, mereka terlalu asyik disana. Makan, minum, beli es teh. “Ah,

mengasyikkan juga membolos pramuka itu”, kata Nina dengan sangat gembirannya.” menunggu upacara pembukaan selesai, habis itu baru deh mbolos, keluar dari sekolah. Hahaha..”,saran nina kepada ani dan ina. Itu rencana mereka bersama teman-teman mereka.
sebelum mereka keluar dari kantin,bintang, Pembina pramuka,dan kebetulan juga bapak sekolahpun ada untuk melihat jalanya kegiatan rutin pramuka sudah ada didepan pintu kantin menunggu mereka keluar dan menunggu reaksi dari mereka.
Tidak beberapa lama mereka keluar. Mereka terkejut akan kedatanga mereka. Akhirnya ide itu kacau, besok orang tua mereka dipanggil ke sekolah. Orang tua mereka marah besar. Mereka marah besar terhadap perbuatan anak – anaknya yang nakal itu. Setelah itu mereka merenungi kesalahan mereka. Akhirnya setelah dimarahin orang tuanya, mereka sadar akan hal itu. Mereka tak tahu manfaat dari kegiatan mereka, mereka menyesali akan perbuatan mereka.

Besoknya hari Sabtu. Ina, Ani, dan Nina masuk ke sekolah seperti biasa dengan seragam pramuka lengkap beserta atribut-atributnya, mereka terlihat gembira lagi. Waktu itu Nina berjalan melewati mading mading, disitu memang pusatnya informasi. Tertera di mading itu bertuliskan “Pelatikan Bantara penegak”. Tetapi hal itu membuatnya kecewa, dibenaknya “apakah aku pantas menjadi seorang bantara, kemudian disampingnya ada Ina yang juga mendengar suaranya itu kemudian menjawab “kita bisa kok, jadi seorang bantara. Asal kita tak boleh mengulangi kesalahan yang telah kita perbuat” kemudian Nina tersenyum. Kemudian Ina kembali berkata “ini bisa dijadikan batu loncatan untuk seberapa besar kemandirian kita dan rasa kepedulian terhadap bersama, kamu harus mengajak Ani untuk mengikuti pelantikan Bantara”

Kemudian Nina menjawab “iya dehhh, nanti aku akan datang kerumahnya”

Nina : Assalamu’alaikum Aniiii (sambil mengetuk pintu) !

Ani : iya ada apa Nina ?

Nina : aku ingin ngasih tau ke kamu kalau tanggal 23 November ada kegiata pelantikan bantara penegak ! kamu ikut ya, plisssss ?

Ani : ohhh. Tapi aku tidak hafal Dasadarma pramuka,

Nina : loh kok gak ikut sihhh ? sekarang kan tanggal

Ani : iya deh aku mau,

Nina : Oke !

Setiap harinya mereka belajar ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pramuka, mereka menghafal dan mempraktikan ilmu itu kepada masyarakat luas. Tidak terasa, Saking semangatnya mereka bersekolah menimba ilmu, pulang juga mereka tetep belajar, mereka terkejut waktu itu sudah tanggal 17 november, mereka berencana untuk mengisi SKU kepada kepala pramuka disekolah meraka, tak butuh waktu lama dalam waktu 2 hari saja mereka mampu mengisi 18 syarat dari 23 syarat untuk menjadi bantara hampir 80% sudah terisi, Kemudian mereka mulai mengemas apa saja barang barang yang yang diperlukan untuk kegiatan berkemah disana waktu pelantikan bantara mulai dari tongkat, bekal, tali, dan segala macamnya sesuai informasi yang diberikan oleh kakak pembina.

Pada tanggal 23 November, mereka merasakan ujian yang berat dalam lingkungan yang menantang juga, mereka layaknya hidup di hutan, ketersediaan air bersih sangat lah minim, mereka harus mendirikan tenda untuk berdiri tegak selama 3 hari, tidur gak nyaman, banyak nyamuk, ya itulah ujian kemandirian bahkan ujian mental, seorang pramuka memang harus punya sifat ksatria. Tetapi mereka tidak mengeluh sama sekali, mereka berfikir bahwa kegiatan itu banyak memberikan manfaat, mereka menikmatinya. Mereka menganggap itu bagai sebuah tantanagan yang sangat menantang. Mereka harus mengantri untuk mandi, dan bahkan sholat saja pun mereka berganti, mereka harus bangun subuh-subuh bahkan sebelum subuh, ini semua mereka lakukan akan dapat giliran yang lebih cepat, tetapi esok mereka harus lah bersekolah seperti biasanya, setelah menerima beberapa materi di ruang khusus, mereka pulang ke tenda mereka untuk menyelesaikan tugas mereka esok. Mereka konsentrasi terhadap tugas mereka masing – masing. Pada esoknya, mereka bersekolah seperti biasa. Setelah pulang ke sekolah mereka kembali ke kamp mereka masing – masing. Setelah itu merekas masak untuk kebutuhan perut mereka (hehehe). Dan pada waktu itu mereka terlihat gembira sambil makan dengan temannya bersama – sama. Setelah makan mereka bersiap untuk mandi dan seperti biasanya ngantri dulu, dan antriannya cukup panjang, kemudian rombongan calon bantara mengadakan solat berjamaah.

Nah setelah sholat berjamaah para calon bantara disuruh agar mereka ganti baju olahraga untuk menerima materi lagi. Dimulai sekitar jam 4 sore sampai jam sembilan malam. Habis itu ada kegiatan yang mereka sukai yaitu jelajah malam. Pada waktu jam 10 malam sebelum memulai jelajah malam mereka harus bisa menjawab pertanyaan yang diberi oleh pembina, siapa yang bisa menjawab maka regu itulah yang memulai jelajah malam. Mereka pun bisa menjawab pertanyaan dengan mudah, karena mereka telah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Waktu itu dijalan memang sangat menyeramkan. Dipinggir hutan saja, rumah jarang atau bahkan tak ada. Mereka berjalan dengan hati-hati dan segera sambil mengingat-mengingat materi yang telah diterangkan dan yang telah dipelajari. Mereka sampai di pos 1, setelah berhasil menjawab semua pertanyaan dari kakak- kakak pembina, mereka melanjutkan perjalanan. Pos 2 telah mereka lewati hingga pos berikutnya seperti pos 3, pos 4, dan pos 5. Mereka datang kembali ke kamp mereka dan mereka melaksanakan kegiatan renungan malam, ini yang namanya revolusi mental (katanya pak Jokowi, hehe). Air mata mulai bercucuran dari pipi ciut mereka yang amat manis. Hari demi hari telah mereka lewati akhirnya mereka telah lulus ujian bantara.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Nah, itu tadi cerpen yang bertemakan kepramukaan. Demikian dari saya dan terimakasih telah berkunjung.

-- Thank You --

Posting Komentar

 
Top