0

Hy sobat, malam ini saya akan membagikan informasi tentang materi Bumi dan Jagat Raya yang sangat lengkap kepada anda. Silahkan disimak baik – baik. Semoga kalian dapat memahaminya dengan baik.

A.    Sejarah Perkembangan Muka Bumi

1.      Sejarah Terbentuknya Bumi

Bumi berasal dari gumpalan gas yang besar dan dalam keadaan berputar. Suatu saat terlepaslah sebagian gumpalan tersebut. Gumpalan-gumpalan yang etrpisah dan masih ettap berputar mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut planet-planet termasuk bumi di dalamnya.

Ada 3 tahap dalam proses pembentukan bumi yaitu sebagai berikut :

a. Awalnya bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.

b. Pembentukan perlapisan struktur bumi diawali dengan terjadinya diferensiasi. Materiel besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.

c. Bumi terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu inti, mantel, dan kerak bumi.

2.      Struktur Bumi

Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000° C dan pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:

  1. Lhitosfer

Letaknya paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud padat dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km. Bersamaan dengan kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer.

  1. Astheonosfer

Lapisan dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium, aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km

  1. Barisfer

Lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun dari lapisan nife (niccolum atau nikel dan ferrum atau besi).

3.      Sejarah Perkembangan bumi

Beberapa teori mengenai pergerakan benua antara lain:

a. Teori Apungan benua (Wegener)

Semua daratan berasal dari satu benua besar yang disebut pangea. Asumsinya didasari oleh:

a.    Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.

b.    Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.

c.    Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.

d.   Green land semakin mendekat ke Amerika Utara

b. Teori Kontraksi

Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. massa yang sangat panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempat dan tempat lain (James Dana dan Elie Baumant)

c. Teori Laurasia-Gondwana

Muka bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara perlahan-lahan bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)

d. Teori Ed Suess

adanya persamaan formasi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India dan Australia, Antartika disebabkan pernah bersatunya daratan.

4.      Teori Lempeng Tektonik

Teori ini adalah yang paling masuk akal dan diterima diseluruh dunia oleh ahli geologi.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.

B.     Sejarah Kehidupan di Muka Bumi

Beberapa teori yang mendukung sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi antara lain:

1. Teori Malapetaka

Teori ini dikemukakan oleh Baron Georges Cuvier. Ia berpendapat bahwa flora dan fauna dari tiap zaman itu berjalan tidak berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-hewan ini musnah. Sesudah malapetaka tadi muncul hewan dan tumbuhan baru sehingga teori ini lebih umum disebut teori malapetaka.

2. Teori Uniformitarisma

Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori ini berbunyi “The Present is The Key to The Past”, yang berarti kejadian sekarang adalah cerminan atau hasil dari kejadian pada zaman dahulu, sehingga segala kejadian alam yang sekarang terjadi dengan mekanisme yang lambat dan proses yang berkesinambungan seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlangsung.  Hal ini menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-pegunugan besar, lembah serta tebing curam tidak terjadi oleh suatu malapetaka yang tiba-tiba, akan tetapi oleh proses alam yang berjalan dengan sangat lambat.

Yang dapat disimpulkan dari teori ini adalah :

  • Proses-proses yang terjadi di alam berlangsung secara berkesinambungan.
  • Proses-proses alam yang terjadi sekarang merefleksikan  proses yang terjadi pada masa lampau dengan intensitas yang berbeda.

3. Hukum Pengendapan (STENO)

Berdasarkan pengamatan Nicolaus Steno, ia mengemukakan tiga prinsip dasar pengendapan yang lebih dikenal sebagai hukum Steno :

a. Hukum Superposisi,

yang menyatakan bahwa secara normalnya, batuan yang berada pada lapisan bawah adalah batuan yang lebih tua dibandingkan lapisan atasnya. Terkecuali jika terjadi beberapa hal, seperti interusi batuan beku dll.

b. Hukum Horizontalitas,

pada awalnya, sedimen terendapkan secara mendatar. Jika perlapisan batuan tersebut miring, patah, terlipat, berarti batuan tersebut telah mengalami deformasi.

c.    Hukum Kemenerusan lateral (lateral continuity),

yang menyatakan bahwa mengendapan batuan sedimen menyebar secara mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas dimana ia diendapkan. Selain itu juga, kita dapat mengidentifikasi apakah lapisan batuan tertentu terbentuk pada masa yang sama. Yaitu dengan cara korelasi fosil yang ditemukan pada batuan tersebut.

 
   

C.    Jagat Raya

1.        Pengertian Jagat Raya

Dalam kehidupan sehari – hari, jagat raya lebih dikenal dengan alam semesta. Orang Babylonia (sekitar 700 – 600 SM) beranggapan bahwa jagat raya merupakan suatu ruangan di mana bumi yang datar sebagai lantainya sedangkan langit dan bintang sebagai atapnya.

Jagat raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang sangat besar, di mana di dalamnya terjadi peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia yang belum diungkap.

Sepanjang sejarah hiudpnya, manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan pengetahuan tentang alam semesta.

Ada beberapa teori yang sangat terkenal mengenai terbentuknya jagat raya, yaitu teori jagat raya mengembang, teori big bang, teori keadaan tetap, dan teori berayun.

a.    Teori Jagat Raya Mengembang

Edwin Hubble melakukan pengamatan terhadap galaksi – galaksi yang letaknya sangat jauh. Galaski – galaksi ini selalu bergerak menjauhi pusat jagat raya dengan kecepatan yang tinggi. Antargalaksi jaraknya pun semakin bertambah setiap saat. Hal ini bearti bahwa jagat raya tidaklah statis akan tetapi terus mengalami perkembangan.

b.    Teori Bing Bang

Teori ini berasal dari anggapan bahwa pada awal mulanya ada suatu massa yang luar biasa besarnya dengan berat jenis yang snagat besar. Akibat adanya reaksi inti maka massa yang luar biasa besarnya tersebut meledak dan berserakan kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.

c.     Teori Keadaan Tetap

Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Menurutnya, materi baru (hidrogen) diciptakan setiap saat untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dalam kasus ini jagat raya tetap dan akan selalu tampak sama.

d.    Teori Berayun

Berdasarkan teori ini, semua materi saling menjauh dan berasal dari massa yang padat. Selanjutnya, materi itu gerakannya melambat kemudian berhenti dan mulai mengerut lagi akibat gaya gravitasi. Lalu materi tersebut akan memadat dan meledak lagi. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak maupun tercipta akan tetapi hanya berubah tatanan.

Perkembangan dari awal hingga akhir dari pandangan – pandangan tersebut adalah sebagai berikut.

a.                Anggapan Antroposentris atau Egosentris

Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada manusia primitif yang menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada bumi dan langit, manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan bumi serupa dengan hewan , tumbuhan dan dengan dirinya sendiri.

b.                Anggapan Geosentris

Anggapan ini menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta. Geosentris berasal dari kata geo yang artinya bumi dan centrum yang artinya pusat. Anggapan ini dimulai sekitar abag VI SM, saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah bumi, sehingga bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintang – bintang.

c.                 Anggapan Heliosentris

Pandangan heliosentris (helis = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang nahasiswa kedokteran, ilmu pasti, dan astronomi, Nicolaus Copernicus pada tahun 1507 menulis buku “De Revolutionibus Orbium Caelestium” (Tentang revolusi peredaran benda – benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet – planet, bahwa bulan mengelilingi bumi dan bersama – sama mengitari matahari, dan bahwa bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.

d.                Anggapan Galaktosentris

galaktosentris (galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan galaksi sebagai pusat tata surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak mengenai galaksi. Galaksi adalah suatu sistem bintang atau tatanan bintang – bintang. Galaksi tersusun secara menggerombol dan tiap – tiap anggota galaksi memiliki gaya tarik – menarik (gravitasi). Matahari bersama – sama planet yang mengitarinya terletak pada sebuah galaksi yang diberi nama galaksi Bimasaki.

2.      Anggota-Anggota Jagat Raya

Di dalam jagat raya terdapat banyak sekali benda – benda angkasa antara lain galaksi, bintang, planet, meteor, dan lain – lain. Berikut ini akan diuraikan tentang bintang dan galaksi. Sedangkan planet dan benda angkasa lainnya dibahas dalam subbab tata surya.

a.      Bintang

Bintang adalah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri akibat adanya reaksi inti di dalamnya. Meskipun menggunakan teleskop paling canggih, kebanyakan bintang di ruang angkasa terlihat tidak lebih besar dari ujung peniti. Sebuah bintang mempunyai ukuran dan warna yang berbeda – beda, bahkan ada yang berpasangan dan saling mengorbit, yang dikenal sebagai bintang kembar.

Berdasarkan volumenya, bintang yang ada di jagat raya dibagi menjadi tiga macam, yaitu bintang raksasa, bintang sedang, dan bintang kerdil. Ukuran bintang tidak mengenal besarnya saja, tetapi juga berdasarkan magnitudonya. Yang dimaksud dengan magnitudo adalah derajat kekuatan sinar bintang. Makin kecil magnitudo suatu bintang makin terang cahaya bintang tersebut. Magnitudo beberapa bintang dapat anda lihat dlam tabel di bawah ini.

No

Nama Bintang atau Benda Langit Lainnya

Magnitudo

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Antares

Alpha Centaury

Beta Centaury

Canopus

Sirius

Venus

Matahari

1,3

0,1

0,9

-0,9

-1,6

-4

-27

Berikut ini perbandingan antara beberapa bintang dengan matahari dalam hal ukuran serta tingkat terangnya.

1)      Bintang Sirius/cebol putih, mempunyai diameter 1/100 kali diameter matahari, dan terangnya 1/400 kali terangnya matahari.

2)      Bintang Barnard/cebol merah, mempunyai diameter 1/10 kali diameter matahari, dan terangnya 1/2.000 kali terangnya matahari.

3)      Bintang Capital/raksasa kuning, mempunyai diameter 16 kali diameter matahari, dan terangnya 150 kali terangnya matahari.

4)      Bintang Rigel/raksasa biru putih, mempunyai diameter 80 kali diameter matahari.

5)      Bintang Betelgeux/raksasa supermerah, mempunyai diameter 300 – 400 kali matahari.

Para astronom melakukan pengelompokkan spektrum bintang berdasarkan susunan garis yang dinyatakan dalam simbol – simbol kelas spektrum seperti O, B, A, F, G, K, dan M.

Klasifikasi Spektrum Bintang

Kelas Spektrum

Temperatur

Warna

O

B

A

F

G

K

M

> 25.000 K

11.000 – 25.000 K

7.500 – 11.000 K

6.000 – 7.500 K

5.000 – 6.000 K

3.500 – 5.000 K

< 3.500 K

Biru

Biru

Biru

Biru keputih – putihan

Putih kekuning – kuningan

Jingga kemerah – merahan

Merah

b.      Galaksi

Galaksi merupakan suatu sistem perbintangan yang sangat luas, di dalamnya terdapat jutaan bahkan miliaran bintang beserta benda – benda langit lainnya sebagai anggota yang beredar mengelilingi pusat dengan gerakan yang teratur. Contoh galaksi adalah galaksi Bimasaki di mana matahari sebagai bintang merupakan bagian dari galaksi tersebut. Sebagai anggota jagat raya, galaksi mempunyai cahaya sendiri dan jarak antargalaksi yang satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya.

1)      Teori Terbentuknya Galaksi

a)      Teori Top-Down

Jagat raya terbentuk dari awan gas yang besar dan padat yang kemudian pecah – pecah. Masing – masing pecahannya tersebut berubah menjadi galaksi melalui proses kotraksi awan gas.

Kontraksi awan gas terjadi karena adanya pengaruh gravitasi, yang akhirnya menghasilkan bintang – bintang.

Menurut teori ini, galaksi terbentuk dengan cara top-down, terbelah dari volume yang besar menjadi pecahan – pecahan yang lebih kecil.

b)     Teori Bottom – Up

Teori ini menyangkal teori pertama. Teori ini menyatakan bahwa galaksi terbentuk dari bagian – bagian yang kecil menjadi besar.

Dalam teori ini, pada awalnya daerah – daerah yang mempunyai kepadatan tinggi di jagat raya ini berukuran kecil. Karena gaya gravitasi, daerah – daerah ini mulai bersatu dan membentuk susunan yang lebih besar dan akhirnya membentuk gravitasi.

2)      Ciri - Ciri Galaksi

Ciri – ciri galaksi antara lain :

a)      Galaksi terlihat di luar jalur bintang kali serayu, sejauh ratusan ribu, bahkan jutaan tahun cahaya.

b)      Galaksi – galaksi mempunyai cahaya sendiri, bukan cahaya pantulan.

c)      Galaksi – galaksi mempunyai bentuk tertentu, yang selalu mempunyai inti yang bercahaya di pusatnya, sehingga mudah untuk dikenal, dan

d)     Jarak antargalaksi jutaan tahun cahaya.

3)      Bentuk – Bentuk Galaksi

Galaksi memiliki tiga bentuk dasar, yaitu spiral, elips dan tak beraturan.

a)      Bentuk Spiral

Galaksi spiral mempunyai distribusi bintang dan nebula berbentuk spiral, dan umumnya datar seperti cakram. Akan tetapi, bagian tengah galaksi jenis ini menggelembung.

b)     Bentuk elips

Galaksi elips berbentuk seperti bola rugby raksasa. Galaksi elips mengandung sangat sedikit materi nebula, sehingga sangat sedikit memiliki bintang baru.

c)      Bentuk Tak Beraturan

Kira – kira empat persen dari seluruh jumlah galaksi berbentuk tak beraturan atau tidak mempunyai bentuk tertentu.

4)      Jenis – Jenis Galaksi

Ada beberapa macam galaksi yang diketagui manusia, antara lain sebagai berikut:

a)      Galaksi Bimasaki

Merupakan galaksi di mana bumi berada. Galaksi Bimasaki memiliki bentuk spiral, terdiri lebih dari 40 miliar bintang, salah satu di antaranya adalah matahari. Dari tepi ke tepi panjangnya sekitar 100.000 tahun cahaya. Galaksi Bimasaki ini termasuk berukuran sedang apabila dibandingkan dengan kelompok – kelompok lainnya. Corak dan struktur dari galaksi Bimasaki berbentuk spiral dengan massa bintang kurang lebih 100 miliar massa matahari. Bimasaki menunjukkan gerak rotasi pada intinya.

b)     Galaksi Magellan

Merupakan galaksi yang paling dekat dengan galaksi Bimasaki. Jaraknya kurang lebih 150.000 tahun cahaya dan berada di belahan langit selatan.Galaksi Magellan terlihat seperti kabut dan terletak di daerah rasi Doroda dan Tucan. Kabut yang terang dan besar disebut Magellan Besar. Yang kecil, Magellan kecil.

c)      Galaksi Ursa Mayor

Berjarak 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasaki. Bentuk galaksi Ursa Mayor adalah elips dan rapat.

d)     Galaksi Jauh

Contoh galaksi jauh adalah galaksi Silvery, Triangulum dan Whirlpool.

Galaksi – galaksi yang terletak lebih dari 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasaki termasuk galaksi jauh.

e)      Galaksi Andromeda

Galaksi Andromeda berbentuk spiral dan berjarak kurang lebih 2.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasakti. Pusat galaksi tidak terurai menjadi bintang – bintang yang terpisah dan inti pusat galaksi sangat terang dan berwarna putih, di sekitarnya terdapat gugus bintang yang sudah tua dan berwarna merah jambu.

f)       Galaksi Mata Hitam (Black Eye)

Pada tahun 1781 seorang astronom Prancis, Charles Messier melakukan terhadap survei pemotretan terhadap galaksi dan nebula. Di antara galaksi yang lebih ditemukan oleh Messier, ada satu galaksi yang memiliki sifat yang aneh yaitu memiliki cincin kabut dan berwarna gelap.

D.    Sistem Tata Surya

1.    Asal-usul Tata Surya

Banyak ahli telah mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya.

  • Hipotesis Nebula

Hipotesis Nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace yang menyebutkan bahwa pada tahap awal Tata Surya masih berupa kabut raksasa.

  • Hipotesis Planetisimal

Hipotesis Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari.

  • Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis Pasang Surut Bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.  Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain oleh gaya pasang surut yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.

  • Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. uiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

  • Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis Bintang Kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis Bintang Kembar menjelaskan bahwa Tata Surya berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan saling  berdekatan. Kemudian salah satunya meledak dan meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

2.        Sejarah Penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam sehingga ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

3. Struktur Tata Surya

Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya. Yupiter dan Saturnus merupakan  dua komponen terbesar yang mengedari matahari menyangkup kira-kira 90 persen massa selebihnya. Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit matahari terletak pada bidang edar bumi yang disebut ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika. Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi matahari dengan berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari atas kutub utara matahari kecuali Komet Halley.

Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari matahari memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak antara objek dengan matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara objek dengan matahari disebut perihelion, sedangkan jarak terjauh dari matahari disebut aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet hampir berbentuk lingkaran sedangkan komet, asteroid, dan objek sabuk Kuiper orbitnya berbentuk elips.

Matahari

Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya.Bintang ini berukuran 332.830 kali dari massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik yang termasuk spektrum optik.

Nama – nama planet

a. Merkurius

Merkurius (0,4 SA) adalah planet terdekat dari matahari serta terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesis lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa dan perkembangan (akresi) penuhnya terhambat oleh energi awal matahari.

b. Venus

Venus (0,7 SA) berukuran 0,815 kali dari massa bumi. Planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfer yang tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C yang kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi dan karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.

c. Bumi

Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat. Bumi adalah satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satu satelit yaitu bulan dan satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.

d. Mars

Mars (1,5 SA) berukuran lebih keci dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil yaitu Deimos dan Phobos yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.

e. Yupiter

Yupiter (5,2 SA) merupakan planet yang berukuran 318 kali massa bumi dan 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utama planet ini adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya seperti pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar adalah Ganymede, Callisto, Io, dan Europa yang menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya berukuran lebih besar dari Merkurius.

f. Saturnus

Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter yaitu komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, namun  planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi sehingga membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini dan 3 yang belum dipastikan. Dua di antaranya  yaitu Titan dan Enceladus yang  menunjukan activitas geologis meskipun hanya terdiri dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.

g. Uranus

Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari matahari dengan berukuran poros 90° pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui dan yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.

h. Neptunus

Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus namun memiliki 17 kali massa bumi sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar adalah Triton. Triton memiliki geyser nitrogen cair dan geologinya aktif. Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.

Benda-benda lain dalam system tata surya

Pada tata surya, kecuali terdapat planet-planet yang telah disebutkan di muka, terdapatpula benda-benda lain berikut ini.

1. Planetoida atau Asteroida

Pada tahun 1801, Piazzi, seorang astronom bangsa Italia melalui observasinya denganteleskop menemukan benda langit yang berdiameter± 900 km (Bulan berdiameter 3000 km)beredar mengelilingi Matahari. Dalam beberapa tahun kemudian ternyata ditemukan pulabeberapa benda semacam itu. Benda-benda itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarakantara Mars dan Yupiter. Pada saat ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak + 2000buah, berbentuk bulat dan kecil. Yang terbesar bernama Ceres dengan diameter 750 km.Benda-benda langit itu disebut planetoida atau "bukan planet", untuk membedakannyadengan planet utama yang telah diterangkan.

2. Komet atau Bintang Berekor

Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, tetapi komet bukan tergolong bintangalam dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata surya, yang beredar me-ngelilingi Matahari dan menerima energinya dari Matahari.

3.    Meteor atau Bintang

BeralihMeteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota tata surya. Meteorberupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan massanya tidak lebihdari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik atau 60 x 60 x 60 km per jam.4.

Posting Komentar

 
Top